Minggu, 19 April 2015

Dan Terhamparlah Darat Yang Kuning, Laut Yang Biru - Aoh K. Hadimadja


Judul Buku
:
Dan Terhamparlah Darat Yang Kuning, Laut Yang Biru
Penulis
:
Aoh K. Hadimadja
Penerbit
:
Pustaka Jaya
Tahun Terbit
:
1975



Nardi Narmat, seorang duda umur 30-an, pergi ke Belanda untuk mencoba menjadi pengarang. Tapi di sana dia malah punya hubungan gelap dengan Mia, istri induk semangnya. Akhirnya, dia pindah ke pondokan keluarga Heysman. Tapi, di sana pun dia malah berhubungan gelap juga dengan seorang tetangganya, Freida, padahal perempuan itu tinggal bersama dengan seorang pria, Oscar Mees, yang bukan kekasih maupun suaminya tapi begitu dekat batinnya. Meskipun begitu, ujung-ujungnya pada pertemuan terakhir ucapan Freida menguak rasa rendah diri dan kepengecutan Nardi. Lalu, pada bagian kedua buku yang judulnya panjang ini perasaan Nardi itu terjelaskan lewat pengakuannya pada seorang seksolog, Dr. Mansfield. Hubungan seksual dia dan Nangsih, mantan istrinya, jelek. Dia tak mampu memuaskannya. Terkuaklah bahwa cintanya pada Nangsih tidak lebih besar ketimbang pada Padmi, perempuan yang sebenarnya dicintainya tapi mengulurnya dan malah kawin dengan orang lain.

Akibat lebih dahulu diceritakan ketimbang sebab. Pada mulanya Nardi ditampakan sebagai seorang bajingan karena hubungannya dengan Mia. Keagresifannya terhadap Freida menguatkan kesan itu. Di titik ini pembaca mungkin jadi antipati. Namun, kesan itu dirobohkan oleh penguakan Freida atas kelemahannya. Tokoh yang awalnya tampak menyebalkan jadi tampak patut dikasihani. Dia tampak menyedihkan. Barulah simpati atas dia dipantik lewat pengakuannya pada Dr. Mansfield. Pembalikan urutan antara akibat dan sebab – ingat, bukan alur, adalah usaha untuk membuat pembaca bersimpati pada Nardi.

Kepengecutan dan keagresifan Nardi digolakkan dalam pembicaraan terakhir dengan Freida. Dia dibandingkan dengan Oscar. Untuk menemani dan mengurus Freida saja dia mesti seperti maling, mengendap-endap. Dia sangat agresif membakar gairah Freida. Tapi, saat Freida sendiri yang menginginkan, dia malah berdalih. Di sisi lain, dulu, saat awal berhubungan, Oscar menyelinap ke kamar Freida. Mereka bergendak walaupun di sebelah adalah kamar ayah Freida. Seperti yang dikatakan Freida, Oscar mengajarkannya keberanian dan memberontak. Nardi dan Oscar hanya beberapa kali bertemu. Itu pun tanpa benar-benar berbincang. Tapi, cerita tentang Oscar membuat Nardi ciut mendekati Freida, selain karena takut ketahuan Nyonya Heysman. Nardi merasa kecil dan ciut dihadapan keberanian Oscar. Itu juga yang memantik ingatan tentang kepengecutannya saat berhubungan dengan Padmi. Pada pembicaraan terakhir yang menentukan itu Nardi babak belur.

Di ruang tunggu Dr. Mansfield Nardi bertemu dengan seorang homoseksual. Dia bertanya pada Nardi apakah kenal dengan seorang dukun, karena dia ingin berhenti jadi homoseksual. Dokter-dokter tak mampu menolongnya. Kumis dan janggut orang itu lebat. Dia sendiri mengaku bahwa itu hanyalah kedok atas orientasi seksualnya. Kumis dan janggutnya sama dengan keagresifan Nardi: sama-sama menutup-nutupi hal yang sebenarnya ada di dalam diri mereka. Solusinya tersirat dalam obrolan Nardi dengan Dr. Mansfield: Berdamailah dengan masa lalu dan hasrat-hasrat saat itu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar