Judul Buku
|
:
|
Laut dan Gelora
|
Penulis
|
:
|
Rayani Sriwidodo
|
Penerbit
|
:
|
Pustaka Jaya
|
Tahun Terbit
|
:
|
1981
|
Ninin adalah seorang anak kelas 2 SMA. Makanya saat dia
bertemu dengan dua orang bersifat bertolak belakang, Marta dan Murtini, aku
kira akan ada kisah pergolakan batin ala bildungsroman. Sayang sekali sampai
tamat, harapan itu tak kesampaian. Kisahnya dalam Laut dan Gelora berlalu
begitu saja. Dia naik kapal di Medan diantar keluarganya, mengalami beberapa
peristiwa, dan turun di Tanjung Priok. Peristiwa yang bisa dianggap paling
dramatis hanya saat Marta melemparkan bungkusan ganja ke laut, lalu Zainal,
pembelinya, melompat ke laut untuk menyelamatkan bungkusan itu, tapi gagal. Pergolakan
yang akhirnya melahirkan peristiwa itu pun kurang kuat kesannya. Marta hanya
digambarkan takut berkeliaran di kapal setelah Zainal mengancam akan melaporkan
bisnisnya jika dia tak memberikan ganja gratis pada Zainal. Bahkan, setelah
dibujuk pun tak mau, walaupun akhirnya ide membuang bungkusan ganja itu muncul
begitu saja.Ketakutan Marta untuk melanggar hukum, yang mengandung kemungkinan
besar untuk digali dalam banyak aspek, dibiarkan hanya tampak permukaannya
saja.
Pertentangan sifat Marta dan Murti pun tidak terlalu jauh
digali. Marta adalah gadis yang lincah dan culas. Dia berlatar pendidikan lebih
tinggi dari Paman, sehingga diberi kepercayaan untuk membantu usahanya.
Kepercayaan diri itu juga yang membuatnya suka iseng. Dia sengaja tak mengantri
ransum buat Paman supaya dibelikan nasi kelas. Dia percaya diri saja bernyanyi
saat menjadi penonton pertunjukan Zainal. Di sisi lain, Murti adalah anak yang
patuh pada orang tua. Sama seperti Ninin, dia naik kapal ke Jakarta untuk
berlibur. Karena orang tuanya melarang berangkat sendiri, dia ditemani ibunya,
walaupun dia sempat menolak. Pada suatu kesempatan, saat hendak mandi, dia
ditemani ibunya. Dalam kaitannya dengan dua kubu sifat itu, secara tersurat,
dalam ekacakapnya, Ninin pernah menyatakan bahwa dia lebih suka berteman dengan
Murti. Penilaian Ninin terhadap mereka didasarkan pada pengamatan yang begitu
sederhana, sesederhana penggalian penulisnya terhadap dua tokoh itu.
Salah satu hal yang bisa dicurigai sebagai upaya untuk
penggalian lebih lanjut dalam Laut dan Gelora adalah adegan Heri, Murti,
Buyung, dan Ninin bermain keong. Heri membawa kardus yang berisi banyak keong.
Di antara pertengkaran kecil antara mereka tentang keharusan memberi makanan
pada keong walaupun di tengah laut, mereka memainkan suatu balap keong.
Lintasannya adalah dinding luar kapal. Keong-keong itu dibiarkan meniti tali.
Ada yang berhasil naik dan ada juga yang akhirnya tercemplung ke laut.
Permainan ini bisa jadi menggambarkan keadaan orang-orang sebaya Ninin: melata
menaiki tali di tengah goncangan laut.
Mungkin penekanan dalam Laut dan Gelora bukanlah pergolakan
batin Ninin, melainkan pengalaman baru yang dialaminya: Bertemu dengan teman
sebaya yang menjual ganja dan naik kapal. Pembaca diajak menikmati pelayaran Ninin
dan teman-temannya. Alunan ceritanya setenang ombak dalam cuaca yang cerah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar