Rabu, 15 April 2015

Laut dan Gelora - Rayani Sriwidodo


Judul Buku
:
Laut dan Gelora
Penulis
:
Rayani Sriwidodo
Penerbit
:
Pustaka Jaya
Tahun Terbit
:
1981



Ninin adalah seorang anak kelas 2 SMA. Makanya saat dia bertemu dengan dua orang bersifat bertolak belakang, Marta dan Murtini, aku kira akan ada kisah pergolakan batin ala bildungsroman. Sayang sekali sampai tamat, harapan itu tak kesampaian. Kisahnya dalam Laut dan Gelora berlalu begitu saja. Dia naik kapal di Medan diantar keluarganya, mengalami beberapa peristiwa, dan turun di Tanjung Priok. Peristiwa yang bisa dianggap paling dramatis hanya saat Marta melemparkan bungkusan ganja ke laut, lalu Zainal, pembelinya, melompat ke laut untuk menyelamatkan bungkusan itu, tapi gagal. Pergolakan yang akhirnya melahirkan peristiwa itu pun kurang kuat kesannya. Marta hanya digambarkan takut berkeliaran di kapal setelah Zainal mengancam akan melaporkan bisnisnya jika dia tak memberikan ganja gratis pada Zainal. Bahkan, setelah dibujuk pun tak mau, walaupun akhirnya ide membuang bungkusan ganja itu muncul begitu saja.Ketakutan Marta untuk melanggar hukum, yang mengandung kemungkinan besar untuk digali dalam banyak aspek, dibiarkan hanya tampak permukaannya saja.

Pertentangan sifat Marta dan Murti pun tidak terlalu jauh digali. Marta adalah gadis yang lincah dan culas. Dia berlatar pendidikan lebih tinggi dari Paman, sehingga diberi kepercayaan untuk membantu usahanya. Kepercayaan diri itu juga yang membuatnya suka iseng. Dia sengaja tak mengantri ransum buat Paman supaya dibelikan nasi kelas. Dia percaya diri saja bernyanyi saat menjadi penonton pertunjukan Zainal. Di sisi lain, Murti adalah anak yang patuh pada orang tua. Sama seperti Ninin, dia naik kapal ke Jakarta untuk berlibur. Karena orang tuanya melarang berangkat sendiri, dia ditemani ibunya, walaupun dia sempat menolak. Pada suatu kesempatan, saat hendak mandi, dia ditemani ibunya. Dalam kaitannya dengan dua kubu sifat itu, secara tersurat, dalam ekacakapnya, Ninin pernah menyatakan bahwa dia lebih suka berteman dengan Murti. Penilaian Ninin terhadap mereka didasarkan pada pengamatan yang begitu sederhana, sesederhana penggalian penulisnya terhadap dua tokoh itu.

Salah satu hal yang bisa dicurigai sebagai upaya untuk penggalian lebih lanjut dalam Laut dan Gelora adalah adegan Heri, Murti, Buyung, dan Ninin bermain keong. Heri membawa kardus yang berisi banyak keong. Di antara pertengkaran kecil antara mereka tentang keharusan memberi makanan pada keong walaupun di tengah laut, mereka memainkan suatu balap keong. Lintasannya adalah dinding luar kapal. Keong-keong itu dibiarkan meniti tali. Ada yang berhasil naik dan ada juga yang akhirnya tercemplung ke laut. Permainan ini bisa jadi menggambarkan keadaan orang-orang sebaya Ninin: melata menaiki tali di tengah goncangan laut.

Mungkin penekanan dalam Laut dan Gelora bukanlah pergolakan batin Ninin, melainkan pengalaman baru yang dialaminya: Bertemu dengan teman sebaya yang menjual ganja dan naik kapal. Pembaca diajak menikmati pelayaran Ninin dan teman-temannya. Alunan ceritanya setenang ombak dalam cuaca yang cerah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar