Rabu, 18 Mei 2016

Kawan Duka Sukar Dicari - The Eng Gie



Judul Buku
:
Kawan Duka Sukar Dicari
Penulis
:
The Eng Gie
Penerbit
:
Karya Kencana
Tahun Terbit
:
1982

Kawan Duka Sukar Dicari berisi kisah-kisah kandasnya cinta mahasiswa atau orang yang lebih tua karena pengaruh latar sosial tokohnya.

Dalam kumpulan cerpen ini, baik lelaki maupun perempuan bisa menjadi pihak yang mengandaskan hubungan, walaupun musabab kandas di tangan perempuan lebih digali. Rata-rata lelaki di sini mengandaskan hubungan karena merasa minder. Ada seorang juru tulis yang memutuskan untuk mundur dari pekerjaannya karena majikannya, seorang ahli hukum, kawan masa remajanya, memperlakukannya kelewat istimewa karena mencintainya (Mr. Lie Siang Lan). Itu secara ekonomi. Ada yang juga secara rasial. Misalnya, dalam “Cinta Dua Bangsa”, seorang anak Tionghoa pedagang alat tulis jatuh cinta pada seorang perempuan pribumi. Orang tua mereka sebenarnya tidak keberatan. Hanya saja si laki-laki ragu untuk membawa hubungan ke tahap yang lebih serius karena kelewat memikirkan prasangka rasial di lingkungan sekitar. Yang bagi saya secara pribadi menyebalkan adalah lelaki-lelaki mahasiswa di sini mengandaskan hubungan karena memilih ‘sekolah dulu’, walaupun saya maklum keputusan itu diambil karena mereka ingin mapan dulu baru memiliki hubungan yang serius, seperti dalam “Kawan Duka Sukar Dicari” dan “Kenangan Manis Mesti Berlalu”. Sementara itu, cinta kandas gara-gara pihak perempuan karena beragam soal. Bisa jadi karena perempuan itu memang kurang maklum keadaan si lelaki (“Kawan Duka Sukar Dicari”) atau karena dia memandang rendah lelaki itu (“Anak”). Lebih sering sih orang tua si perempuanlah yang mengandaskannya, seperti dalam “Kisah Cinta”, “Kenangan Manis Mesti Berlalu”, dan “Cinta Dua Bangsa”.

Di antara cerpen-cerpen yang rata-rata pola konfliknya senda dua cerpen (“Donor” dan “Anak”) memiliki pola konflik yang berbeda, walaupun tidak berarti dua cerpen ini lebih baik dari yang lain. “Anak” mengandung variasi dari rata-rata pola konflik cerpen lain. Kalau beberapa cerpen lain berisi kisah perempuan yang mengandaskan hubungan cinta, cerpen ini membawanya ke tahap lebih lanjut. Seorang perempuan meminta mantan pacarnya menikahinya, padahal dulu perempuan itu meninggalkannya karena menganggap lelaki itu kere. Semua itu karena dia keburu hamil sementara lelaki yang menghamilinya kabur. Sementara itu, pola konflik “Donor” segar. Saya kira perlu ditekankan: polanya. Di sini seorang mahasiswa jatuh cinta pada seorang perempuan bersuami yang pernah dia donori saat kecelakaan.

Sayang sekali, kesan kuat dari kisah cinta yang kandas dalam Kawan Duka Sukar Dicari hanyalah pengulangan-pengulangan pola konfliknya, dan keunikan pola semata dua cerita pendek yang memiliki pola berbeda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar