Minggu, 26 Juni 2016

Sebuah Perkawinan - Nasjah Djamin


Judul Buku
:
Sebuah Perkawinan
Penulis
:
Nasjah Djamin
Penerbit
:
Pustaka Jaya
Tahun Terbit
:
1974



Cerpen-cerpen dalam Sebuah Perkawinan menceritakan orang-orang yang berusaha kabur dari pihak yang menguasainya atau derita masa lalu.

Penguasa itu bisa berupa keluarga yang kolot atau lelaki yang memperselirkan, sementara derita masa lalu itu bisa berupa perang, cinta yang kandas, atau keluarga yang hancur. Mitsuko berpandangan Eropasentris walaupun dia mengagumi semangat Tenno Heika pada masa Perang Dunia. Dia tak suka dengan kekolotan keluarganya sehingga dia memutuskan untuk tinggal jauh dari mereka. Di sisi lain, dia merasa terlepas dari akar budayanya sendiri, budaya Jepang. Natsuko berusaha sintas sendirian setelah ibu dan adiknya bunuh diri karena bapaknya lari dengan perempuan lain. Tapi, dia malah berakhir jadi selir seseorang. Dia berhasil melepaskan diri darinya. Tapi, dia merasa bersalah karena kebebasan didapatkannya setelah ‘mengorbankan’ Halim. Kimura, seorang veteran, menjadikan dirinya monumen hidup atas Perang Dunia padahal itu adalah wujud keputusasaannya karena harus terus hidup. Orang-orang mengabaikannya karena menganggapnya menjatuhkan derajatnya sendiri. Tomoko mencoba bunuh diri karena orang tuanya tidak merestui rencana pernikahannya dengan Situmorang. Sementara itu, Situmorang sendiri merasa Tomoko adalah kesempatan terakhirnya untuk merasakan kebahagiaan cinta. Dulu empat orang perempuan menolaknya mentah-mentah karena statusnya dan seorang pacarnya mati saat Jepang menyerang Medan. Hanya saja kebijakan kedutaan Indonesia dan orang tuanya melarangnya menikah dengan orang Jepang. Mereka akhirnya menikah, tapi Tomoko ditunggu oleh keadaan ekonomi pas-pasan Situmorang di Indonesia, sementara Situmorang sendiri ternyata merasa Tomoko sama dengan mantan pacarnya yang mati. Pada akhirnya Mitsuko, Natsuko, Kimura, Situmorang, dan Tomoko mendapatkan kebebasannya dari hal-hal yang membelenggunya, walaupun merasakan kegetiran di baliknya.
Perjuangan para tokoh menghadapi penguasa atau masa lalu itu diceritakan oleh pencerita yang lebih bersikap mengamati walaupun kadang dia terlibat. Pencerita itu adalah Halim, Sutoto, dan Kasim. Mereka semua punya andil atas perkembangan kisah tokoh-tokoh itu. Halim menjadi teman diskusi sehingga Mitsuko merasa pandangannya lebih luas, dan menemani Natsuko melipur dirinya selama terikat dengan lelaki yang memperselirnya, bahkan dia sempat tidur dengan Natsuko. Sutoto mengetuk hati Kimura karena bersikap lain daripada orang-orang di Yamate-zen. Kasim memberi semangat Situmorang untuk menikahi Tomoko walaupun dia sendiri pada awalnya menolak untuk jadi wali nikahnya. Meskipun dampaknya besar atas perkembangan tindakan tokoh-tokoh sentral, peran para pencerita ini sengaja digambarkan tidak mengesankan, bahkan terasa seolah mereka adalah orang yang pasif dan kelewat santai.

Sebuah Perkawinan adalah sekumpulan pengamatan atas getir dalam keberhasilan orang-orang yang berusaha melepaskan diri dari cengkeraman penguasa atau masa lalunya.

Rabu, 22 Juni 2016

Mencoba Tidak Menyerah - Yudhistira ANM Massardi


Judul Buku
:
Mencoba Tidak Menyerah
Penulis
:
Yudhistira ANM Massardi
Penerbit
:
Bentang Budaya
Tahun Terbit
:
1996



Tokoh Aku bersama ibu dan saudara-saudaranya Mencoba Tidak Menyerah setelah bapaknya ditangkap pada tahun ‘65an karena merupakan seorang simpatisan PKI.

‘Aku’, seorang anak keenam yang masih SD, pada awalnya tidak dekat dengan bapaknya. Malahan, dia menganggap bapaknya sebagai sosok yang sangat keras. Dia dimarahi saat meminta uang dan disuruh bekerja, membantu bapaknya di bengkel sepeda atau meloper Harian Rakyat dan Warta Bhakti (dua koran yang berafiliasi dengan PKI), kalau ingin dapat uang. Dia sendiri tidak suka bekerja, khususnya di bengkel sepeda bapaknya, bahkan dia berusaha menghindar tiap kali ada tanda dia akan disuruh kerja. Tapi, semua itu perlahan berubah setelah tak lama sehabis peristiwa ’65, bapaknya ditangkap. Kepala keluarga tidak ada berarti keluarga itu, termasuk ‘Aku’, harus berusaha sintas lebih keras, apalagi ditambah penilaian orang-orang terhadap mereka setelah penangkapan bapaknya. Karena didorong oleh kebutuhan untuk makan, ‘Aku’ akhirnya berusaha bekerja ini-itu: Menimba air untuk sebuah keluarga Tionghoa, meloper koran, bahkan membuka kembali bengkel bapaknya. Pada masa-masa ini setiap kesempatan bertemu dengan bapaknya –yang dipindahkan berkali-kali dari satu tahanan ke tahanan lain— adalah suatu kebahagiaan tersendiri baginya. Afeksinya terhadap bapaknya meningkat seiring waktu sampai-sampai dia menganggap bapaknya adalah Old Shatterhand, sementara dia sendiri adalah Winnetou cengeng. Saat bapaknya dibebaskan, dialah yang akhirnya dekat dengannya. Pada bapaknya dia membanggakan keahliannya menambal ban. Peristiwa-peristiwa yang dialaminya mengubah pandangan ‘Aku’ tentang bapaknya dan kerja.
Peristiwa ’65 adalah titik balik bagi ‘Aku’. Dalam novel ini disebutkan beberapa hal tentang peristiwa itu didengar oleh ‘Aku’. PKI membunuh enam jenderal dengan amat keji. Beberapa saat sebelum itu terjadi, dia menyaksikan gontokan ormas-ormas dalam pawai pada perayaan Hari Kemerdekaan. Setelah peristiwa itu, orang-orang mengatainya ‘anak PKI’. Sementara itu, dia juga mendengar rumah-rumah orang PKI dibakari, mereka dibawa ke Kodim lalu dimusnahkan, dan mereka dipenggal dan dibuang ke sungai. Semua itu membuat dia sangat membenci sebutan itu dan jijik dengan PKI sampai-sampai dia mengklarifikasinya pada ibunya saking tertekan. Ibunya bilang dia bukan anak PKI. Itu membuatnya lega sementara. Tapi, tak lama kemudian rumahnya dibakar dan bapaknya ditangkap dengan tuduhan ‘simpatisan PKI’. Isyarat-isyarat yang sebelumnya disebutkan menunjukkan bapaknya sedikit-banyak terkait PKI: koran yang diageninya dan sembako-sembako yang diurusinya dalam naungan koperasi. Ucapan ibunya sekadar pelipur lara agar dia tidak terus-terusan tegang. Ketakutan ‘Aku’ atas nasib buruk yang menimpa orang-orang PKI dan kabar kekejaman PKI terhadap enam jenderal menyuntikkan stigma ‘PKI berasosiasi dengan sesuatu yang buruk’ dalam kepalanya. Stigma itu berbenturan dengan kenyamanan hidup yang diharapkannya. Wajar, dia, seorang anak SD yang kurang tahu tentang pergolakan politik masa itu, secara naluriah membenci stigma itu dan segala hal yang berkaitan dengannya. Novel ini menggambarkan cara kerja lingkungan mempengaruhi penilaian seseorang yang tidak tahu apa-apa terhadap sesuatu (dalam hal ini label PKI).

Mencoba Tidak Menyerah menggambarkan penyintasan seorang anak kecil yang tidak tahu apa-apa setelah terkena dampak suatu peristiwa politik besar.

Minggu, 12 Juni 2016

Sunyi Nirmala - Ashadi Siregar


Judul Buku
:
Sunyi Nirmala
Penulis
:
Ashadi Siregar
Penerbit
:
Karya Unipress
Tahun Terbit
:
1982



Sunyi Nirmala berisi perjuangan dua orang yatim untuk bertahan hidup setelah salah satunya diusir oleh bapaknya.

Yang diusir itu adalah Ramelan. Di awal cerita dia masih SMA. Masalah di sekolahnyalah juga yang akhirnya membuat dia diusir bapaknya yang seorang oditur militer. Setelah beberapa lama menebeng di rumah temannya, dia pindah bersama kakaknya. Dia memilih bekerja sebagai kurir perusahaan ekspedisi di Tanjung Priok daripada melanjutkan sekolah. Lama kemudian dia mendirikan usaha pengepul sampah dan berangkal bersama seorang pemungut sampah yang suatu hari ditolongnya. Dia pemuda yang berhati keras.

Yang satunya lagi adalah Nirmala, kakak Ramelan. Setelah lulus dari Akademi Sekretaris, dia bekerja di suatu perusahaan. Karena memegang teguh amanat almarhumah ibunya untuk menjaga adiknya, dia memutuskan untuk tinggal berdua saja dengan Ramelan, pindah dari rumah bapak kandung dan ibu tirinya. Dia menyukai seni, khususnya sastra.  Saat mengetahui suaminya memiliki anak dari suatu hubungan gelap, dia mendatangi perempuan itu, yang adalah mantan rekan kerjanya, dan menyudikan diri memelihara anak itu sambil memberikan sejumlah uang agar perempuan itu dapat melanjutkan hidup. Dia perempuan yang lembut dan derana.
Ramelan dan Nirmala adalah dua sosok yang bertolak belakang. Sebagian tandanya sudah diisyaratkan pada alinea sebelumnya. Saking keras hatinya, Ramelan memegang teguh gengsinya. Salah satu motifnya melakukan semua pekerjaan itu adalah untuk membuktikan bahwa bapaknya salah menilainya. Dia bukan anak sial, bukan anak gagal. Di sisi lain, kederanaan Nirmala, kalau dinilai secara negatif, sangat bisa dianggap kelewat pasrah. Dia menerima saja segala beban yang dilimpahkan padanya. Namun, seiring cerita, tindakan yang di permukaannya mengejawantahkan sifat keras hati atau pasrah itu justru makin lama makin mengandung kematangan. Tengok saja bisnis pengepulan Ramelan atau kesudian Nirmala memelihara anak hasil hubungan gelap suaminya. Pematangan diri itu didapatkan Ramelan seiring pergaulannya dengan orang-orang bawah. Sementara itu, Nirmala mendapatkannya seiring pergaulannya dengan kalangan eksekutif. Kontras ini memperkaya cerita: Kita melihat dua tokoh itu dengan caranya masing-masing berusaha sintas dalam plot tersendiri.

Meskipun kontras, dua tokoh itu memiliki kesamaan juga. Yang paling kentara adalah hubungannya dengan tokoh bawahan. Mereka berperan sebagai pengganti sosok orang tua, lawan jenis, dan rekan kerja yang baik. Pak Sudibyo, direkturnya, sebagai rekan kerja bersikap kebapakan pada Nirmala, bahkan istrinya pun bersikap keibuan padanya. Nirmala sempat sangat tidak nyaman dengan kehadiran Prasetyo di kantor. Ini adalah dampak dari represi-dirinya. Terlalu lama dia memprioritaskan orang lain (misalnya, Ramelan),  sehingga Nirmala tidak terbiasa memiliki perasaan yang dalam terhadap lawan jenisnya. Setelah perasaan itu teratasi, Prasetyo dan Nirmala menikah. Sementara itu, Ramelan memandang Nirmala sebagai pengganti ibunya karena ibu mereka meninggal tak lama setelah dia dilahirkan. Antoni, rekan kerja di pelabuhan, menjadi sosok kakak lelaki baginya. Meilani, teman sekolahnya, mencurahkan rasa sayangnya pada Ramelan. Oya, patut disempilkan di sini: Berbeda dengan tokoh bawahan yang berhubungan dengan Nirmala, Antoni dan Meilani memiliki alur bawahan tersendiri.

Dalam Sunyi Nirmala, kontras watak dua tokoh utamanya membuat mereka memilih dua jalan yang bertolak belakang untuk sintas.